Mandalapos.co.id, Anambas — Di tengah kondisi keuangan keluarganya yang tengah terpuruk, R warga Kepulauan Anambas mengeluh harus membeli obat secara mandiri di apotik.
Kepada mandalapos R bercerita, buah hatinya yang baru berusia sekitar 1 tahun lebih, mengalami sesak nafas sehingga harus dilarikan ke RSUD Tarempa, Kepulauan Anambas, pada Senin, 27 Februari 2023.
Namun kata R, obat yang diresepkan oleh dokter berupa Ventolin Nebules tidak tersedia di apotik RSUD Tarempa, sehingga ia harus membeli obat seharga Rp140 ribu itu di apotik lain.
“Kalau segi pelayanan sudah baik, tapi dari segi obatnya sering betul kalau masuk RSUD jarang yang namanya tak beli obat di luar,” ungkap R sambil menunjukan kwitansi pembelian obat.
Hal itu pun sangat disayangkannya. Apalagi anak bungsunya itu menggunakan BPJS Kesehatan mandiri, yang notabenenya ia bayarkan setiap bulan.
“Kami pernah nanya juga ke BPJS Kesehatan, kata mereka obat yang ditanggung BPJS seharusnya tidak dibebankan ke pasien lagi, harusnya ditanggung RSUD,” sebutnya.
“Orang BPJS ini juga menyarankan saya untuk difoto kwitansi pembelian obatnya sebagai bukti. Bahkan, orang BPJS itu bilang akan menyurati RSUD ini, tapi apakah sampai atau tidak saya tak tau,” sambungnya.
R pun mengaku sangat kecewa, apalagi ia mengaku sedang mengalami kesulitan ekonomi.
“Yang saya sesali setiap berobat tak ada yang namanya tak beli obat di luar, belum ada saya berobat ketemu yang namanya obat ada semua,” ucapnya kesal.
Dikonfirmasi terpisah, Dirut RSUD Tarempa, Dokter Rini, mengklaim kejadian pasien harus membeli obat dari luar sudah tidak banyak terjadi.
Terkait masalah obat untuk anak dari Warga Anambas berinisial R itu, Rini menjelaskan anak tersebut membutuhkan ventolin yang mengandung salbutamol. Sayangnya saat itu obat tersebut tidak tersedia.
“Biasanya saat yang ga ada, kami 3 rumah sakit berkoordinasi ketika ada obat yang habis, kita saling pinjam meminjam, tetapi tetap dari bagian Dinkes Anambas karena kita belum BLUD, jadi apa yang disediakan ya itu yang kita ada. Jadi kadang ada yang tiga rumah sakit ini abis. Sehingga kami izin ke keluarga pasien,” tuturnya.
Rini pun menuturkan permohonan maafnya jika masih ada pasien RSUD Tarempa yang harus membeli obat di luar.
“Kami mohon maaf jika masih ada satu dua. Tapi saya yakin kemarin-kemarin sudah tidak seperti ini terjadi,” ucapnya.
Terkait permasalahan tersebut, Rini pun mengatakan akan berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan.
Dia juga berharap Dinas Kesehatan Kepulauan Anambas selalu mengecek terkait kebutuhan obat di RSUD.
“Kita akan lakukan singkronisasi data untuk membuat suatu pengadaan, sehingga tak terjadi hal kehabisan tadi. Jadi tak ada lagi obat yang dibutuhkan itu tak ada,” pungkasnya.**
*YAHYA