Potret Miris Pasien Rujukan Asal Anambas, Tidur di Lantai Kapal, Dihimpit Barang Penumpang

0
1086

Mandalapos.co.id, Anambas — Perjuangan Seorang ibu hamil asal Kabupaten Kepulauan Anambas ini membuat yang melihatnya merasa iba.

Bagaimana tidak, pasien RSUD Palmatak itu musti tidur di lantai sambil berhimpitan dengan barang-barang penumpang di kapal cepat MV. VOC Batavia tujuan Tanjungpinang. Hal itu juga turut dirasakan oleh pasien lainnya yang dirujuk RSUD Jemaja.

Terlihat alat infus kedua pasien hanya diikat di langit-langit kapal, lantaran tidak ada tiang penyangga. Sementara, alas tidur hanya menggunakan karpet tipis.

Menurut Susi, adik dari pasien hamil tersebut, kakaknya yang tengah hamil 8 bulan itu musti dirujuk ke Rumah Sakit di Tanjungpinang lantaran didiagnosa mengalami darah tinggi, sehingga memerlukan penanganan khusus.

Sayang, alih-alih mendapatkan tempat layak, pasien tersebut musti pasrah tidur di lantai kapal, bahkan di dek yang dekat dengan mesin. Hal itu terjadi, karena kapal penumpang MV. VOC Batavia tidak memiliki tempat khusus pasien sakit.

“Kami harap Dinas Kesehatan bisa perduli ke pasien rujukan, karena kakak saya lagi hamil 8 bulan, kalau seperti ini kan bisa terganggu janinnya,” ujar Susi ditemui mandalapos di Kapal MV. VOC Batavia, Rabu (5/10).

Mendampingi pasiennya, Dokter Umum RSUD Palmatak, dr. Niswan, mengatakan, pasien hamil tersebut musti dirujuk untuk pemeriksaan lanjutan dan penanganan bayi, karena didiagnosa darah tinggi.

Sebagai dokter yang sering menangani pasien rujukan, Niswan pun mengaku iba melihat pasiennya ini hanya berbaring di lantai kapal.

“Satu-satunya penghubung antara kabupaten kita dengan rumah sakit rujukan cuma angkutan laut. Tetapi angkutan laut yang digunakanpun angkutan laut untuk umum tidak khusus untuk pasien rujukan. Apalagi masa sekarang ini angkutan laut (kapal cepat) sudah berkurang,” tuturnya.

Menurut Niswan, hal ini pun cukup memberatkan, menurutnya banyak pasien yang juga perlu dirujuk ke rumah sakit di luar daerah.

“Menurut saya sih harusnya Pemda kerjasama dengan moda transportasi, karena kalau tempat pasien seperti ini dibilang layak, ya jauh dari layak,” ujarnya.

Niswan juga menilai, karena menggunakan transportasi umum yang notabenenya bakal berbaur dengan penumpang lain, hal itu bisa membuat pasien menjadi tidak nyaman.

“Baiknya mungkin ada transportasi khusus atau difasilitasi bed pasien. Tiang infus ini juga tak ada, jadi musti diikat kemana-mana.
Saran saya lebih diperhatikan lagi fasilitas untuk pasien rujukan,” pungkasnya.

Sementara itu, Seorang Tokoh Masyarakat Kepulauan Anambas, Amir Fikri, meminta Pemkab Kepulauan Anambas agar lebih bijaksana dalam menangani pasien-pasien rujukan.

“Jangan sampai pasien yang sudah sakit, karena tidak layakya pelayanan di kapal menjadi semakin sakit,” ujarnya. ***Yahya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini