Probolinggo – Layang – layang tidak hanya menjadi mainan anak – anak. Para Remaja dan orang dewasa juga kerap memainkan permainan yang terbuat dari bambu dan kertas ini.
Agest misalnya, remaja asal Kelurahan Sumber Taman Kecamatan Wonoasih ini terbiasa membuat layang-layang sendiri untuk diterbangkan.
Tak sekedar memainkan, Agest juga pengrajin layang-layang sowangan Naga. Hebatnya, dia mempelajari pembuatan layang-layang berbentuk naga dari menonton You Tube.
“Hampir satu tahun ini menjadi pengrajin layang-layang sowangan naga,” ujarnya, Sabtu (8/1/22).
Hasil dari coba-coba dan belajar otodidak ini, Agest kemudian memperlihatkan hasil kerajinan tangannya itu ke anggota keluarga dan teman-temannya.
Ternyata, keluarga dan teman-temannya memuji hasil kreasi tangan Agest tersebut dan ketika dicoba untuk diterbangkan ternyata layang-layang itu bisa terbang dan nampak semakin cantik.
“Dari sana, Saya kemudian mencoba memasarkan layang-layang kreasi saya ini melalui media sosial dan alhamdulillah banyak yang minat,” tuturnya.
Memasuki musim kemarau serta peringatan hari besar seperti Kemerdekaan RI, layang-layang sowangan naga kreasinya pun laris manis. Mereka mengaku sampai kebanjiran order pembuatan layang-layang.
Orderan layang-layang Agest tidak hanya datang dari Kota Probolinggo saja, kini layang-layangnya sudah terbang menghiasi langit-langit kota lain dengan harga yang bervariasi, mulai Rp4 juta hingga Rp 5 juta tergantung ukuran, panjang serta tingkat kesulitannya.
Agest menceritakan untuk membuat layang-layang sowangan naga sebenarnya tidak terlalu sulit karena hanya membutuhkan ketelatenan dalam merangkai satu persatu motif kain parasit, yang menjadi bahan layang-layang.
Tahap awal pembuatan layang-layang ini, menurutnya, dimulai dari membuat rancangan dari bambu dan pemotongan kain parasit serta menggunakan spon api. spon busa dan benang sesuai bentuk yang sudah dirancang
Ia juga mengaku untuk menyelesaikan satu buah layang-layang kepala naga dengan panjang 150 cm membutuhkan waktu selama 30 hari. Agest juga menyebut, kreasi layang-layangnya ini bisa membuatnya bertahan di tengah pandemi yang masih melanda.
“Selama mengerjakan layang-layang ini saya kerjakan bersama anggota keluarga saya yang lain,” ujar Agest. ***yuli