Mandalapos.co.id, Natuna — Wakil Bupati Natuna membuka kegiatan Sosialisasi Penurunan Stunting Lintas Program dan Lintas Sektor tingkat Provinsi Kepri, Jumat, 23 Juni 2023, di Adiwana Jelita Sejuba Resort, Natuna.
Kegiatan yang digelar Dinas Kesehatan Provinsi Kepri ini diikuti oleh 70 peserta dari lintas sektor, dengan narasumber dari Dinkes Provinsi Kepri, Dinkes Natuna, dan BP3D Natuna.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda menyoroti meningkatnya angka prevalensi stunting berdasarkan data SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) tahun 2022. Di mana dari sebesar 17,8 persen pada 2021, menjadi 18 persen pada Tahun 2022.
Rodhial mengatakan kenaikan angka prevalensi stunting di Natuna harus menjadi perhatian serius seluruh pihak.
Meski demikian menurut Rodhial, juga perlu dilakukan survei di lapangan untuk memastikan apakah angka stunting di Natuna tersebut betul meningkat.
“Apakah sesungguhnya di lapangan seperti itu atau seperti covid kemaren,” ujar Rodhial.
Rodhial juga merasa aneh jika anak stunting di Natuna menjadi banyak. Pasalnya kata dia, sebagai masyarakat maritim yang mayoritas tinggal di daerah pesisir, masyarakat Natuna mengkonsumsi makanan bergizi tinggi dari laut.
“Aneh orang tinggal dekat pantai seperti kita banyak stunting, karena waktu air surut banyak benda bergizi tinggi seperti kuyong, ikan dan lainnya, Itu makanan hotel bintang lima,” sebutnya.
“Kalau di jawa stunting dengan alam sepeti itu dengan penduduk padat agak wajar. Kalau kita kurang wajar. Secara survei ekonomi memang rendah, tetapi hari ini kalau makanan bergizi itu di sini banyak, bahkan gratis,” sambung Rodhial.
Rodial pun mengajak seluruh pihak, mulai dari Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten, hingga desa, untuk bersama menurunkan stunting
Sementara dalam laporannya, Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinkes Provinsi Kepri, Aniesaputri Junita, menerangkan, stunting merupakan masalah kurang gizi kronis dalam waktu lama sehingga menggangu fisik anak dan menganggu perkembangaan otak anak.
Menurut Aniesa, berdasarkan data SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) tahun 2022, angka prevalensi stunting di Provinsi Kepri sebesar 15,4 persen.
“Sedangkan untuk Natuna mengalami kenaikan dari sebelumnya 17,8 persen pada Tahun 2021, menjadi 18 persen di 2022,” ungkapnya.
Dengan demikian lanjut Aniesa, dalam rangka pencegahan stunting khususnya di Natuna diperlukan upaya percepatan, dan perlu kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam membangun komitmen menekan stunting.
Adapun tujuan umum kegiatan ini, sebut Aniesa, agar terlaksana konvergensi antar OPD yang terlibat dalam penurunan stunting balita di Natuna.
“Sedangkan tujuan khususnya, pertama memastikan pemahaman pemerintah provinsi dan kabupaten dalam program penanganan stunting, kedua memastikan kemampuan pemerintah kabupaten dalam mengidentifikasi sumber pembiayaan dan anggaran terkait intervensi gizi spesifik dan sensitif, ketiga membantu pemkab merencanakan konvergensi hingga tingkat desa,” jelasnya. *** (ADVERTORIAL Pemkab Natuna)
*Alfi/ZUBAD
[…] Wabup Natuna Rodhial Huda agaknya menjadi pesan kuat perlunya sinergi bagi sukses penanganan stunting. Keberhasilan Desa Subi Besar Timur di sana, kata […]