Sambil Nangis Risma Sebut Dirinya Goblok di Depan IDI, Kenapa?

0
638
Tri Rismaharini bersujud saat berdialog dengan IDI di Balai Kota Surabaya

MANDALAPOS.CO.ID, SURABAYA- Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, nangis-nangis dan sujud saat audiensi bersama IDI Jatim dan IDI Surabaya di Balai Kota. Ia pun menyebut dirinya goblok dan tak pantas menjadi wali kota.

“Saya memang goblok, saya tak pantas jadi wali kota,” kata Risma di Balai Kota Surabaya, Senin (29/6/2020), dilansir detik.com .

Kronologi awal, saat itu Risma sedang mendengarkan penjelasan dari dr. Sudarsono, Sp.P (K) tentang penanganan pasien COVID-19 di Surabaya. Sudarsono mengatakan, salah satu penyebab tingginya kematian pasien COVID-19 adalah pasien yang harus menunggu masuk ke ruang isolasi. Terutama di RSUD Dr Soetomo Surabaya.

“Saya ikut bantu di poli, di IGD, dan di ruang isolasi. Saya tahu betul kalau pasien itu harus antri untuk masuk ruang isolasi. Soetomo sudah penuh. Belum lagi, kalau malam saya pulang dari rumah sakit saya lihat warga Surabaya masih nongkrong di warung kopi banyak yang mengabaikan protokol kesehatan,” kata Sudarsono.

Mendengar penjelasan tersebut, Risma tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya menuju Sudarsono.

“Semua salah saya. Saya yang salah,” sambil berjalan menangis dan langsung bersujud di hadapan Sudarsono.

Melihat Risma bersujud di depannya, Sudarsono dan sejumlah staf Risma yang terkejut pun mencoba mengangkat Risma untuk berdiri.

“Saya sudah sediakan 200 bed di RS Husada Utama kalau di RS Dr Soetomo penuh. Saya bilang silakan pakai kalau sudah penuh. Tapi kenapa saya selalu disalahkan. Padahal bantuan saya ditolak. Saya enggak bisa masuk Soetomo,” kata Risma sambil duduk terisak.

Untuk diketahui, RSUD Dr Soetomo merupakan RS di bawah pengelolaan Pemprov Jatim.

Sambil terisak, Risma mengatakan tidak bisa berkomunikasi dengan RSU dr Soetomo, padahal dirinya sudah membuka dan membangun komunikasi berkali-kali. Namun hasilnya tetap nihil. Dia mengharapkan warganya yang terkena COVID-19 bisa dirawat di RSU dr Soetomo.

“Tolonglah kami jangan disalahkan terus. Apa saya rela warga saya mati. Kita masih ngurus orang meninggal jam 03.00 pagi, bukan warga Surabaya. Kami masih urus,” lanjut Risma sambil menangis.

Diwaktu berbeda, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya, Dr. Joni Wahyuhadi angkat bicara terkait tudingan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang mengaku beberapa kali mendapat penolakan dari pihak rumah sakit ketika akan memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) untuk menangani pasien terpapar virus corona atau covid-19.

Joni mengaku, penolakan itu lantaran stok APD di tempatnya masih cukup untuk digunakan oleh para tenaga kesehatan. “Kami bukan tidak mau, tapi masih banyak rumah sakit lain yang membutuhkan. Kami masih ada cukup banyak,” ungkap Joni,  dikutip Ngopibareng.id .

(Redaksi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini