Mandalapos.co.id, Anambas – Aisah Haniffatuzzahra, sudah 4 hari terbaring lemas di ruang rawat inap RSUD Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas.
Pelajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tarempa itu, dilarikan ke rumah sakit oleh orang tuanya setelah menderita kejang-kejang usai divaksinasi polio.
Ayah dari Aisah, sekaligus Kades Tarempa Selatan, Surianto, mengungkapkan, sebelum terjadinya kejang, putrinya itu mengikuti kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di sekolahnya MIN Tarempa pada Senin, 29 Juli 2024.
Saat mengikuti kegiatan vaksinasi itu, Surianto mengatakan anaknya dalam keadaan sehat dan bugar. Namun, keesokan harinya pada Selasa (30/7) Aisah mengalami demam sekitar pukul 05.00 WIB.
“Jadi setelah kami tau demam, kami kasih parasetamol, sudah itu jam 8 suhu panasnya turun. Sekitar jam 10, ibunya pulang dia makan bubur terus minum parasetamol lagi. Kemudian dia tidur istirahat sampai akhirnya kejang – kejang, jadi langsung dibawa ke sini,” cerita Surianto ditemui mandalapos di RSUD Tarempa, Jumat, 2 Agustus 2024.
Menurut Surianto, saat berada di Intalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Tarempa, anaknya itu juga masih mengalami kejang-kejang. Anehnya, setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mendiagnosa bahwa di dalam darah Aisah terlalu banyak bakteri.
“Dokter sampaikan ke kami, dideteksi darahnya terlalu banyak bakteri, ada infeksi bakteri, kami bingung infeksi bakteri gimana? tetapi sampai sekarang dokter ga bisa jelaskan itu,” sesalnya.
Surianto pun mengaku sangat kesal dan kecewa, terkait kondisi anaknya yang mengalami kejang-kejang usai divaksinasi polio. Apalagi, anaknya itu tidak pernah mengalami kejang-kejang saat demam, dan dalam kondisi prima ketika divaksinasi.
“Yang saya heran itu kan suhu badannya menjadi tak terkendali. Jadi dugaan saya ada akibat bawaan dari vaksin polio itu. Deteksi awal dari dokter RSUD, anak saya ada infeksi bakteri, tapi tak ada penjelasannya bagaimana bisa terinfeksi itu,” ujarnya.
“Saya membayangkan anak saya sampai kejang akibat vaksin itu, kejang bukan perkara ringan, kemudian bisa menimbulkan efek lainnya, mudah-mudahan tak terjadi pada anak saya, tetapi jika itu terjadi bagaimana? dan saya minta jawaban dari dokter RSUD yang dia bilang ada infeksi bakteri,” sambungnya.
Kini, Aisah sudah 4 hari terbaring lemas di RSUD Tarempa. Surianto mengatakan, anaknya belum diperbolehkan pulang lantaran masih dalam masa observasi oleh dokter.
“Sekarang diasumsikan katanya ada kemunduran motoric. Masih diobservasi katanya. Tadi belum dibolekan pulang, karena masih dikasih antibiotic untuk anak saya melalui injeksi,” pungkas Surianto.
Sementara itu, upaya awak media mandalapos untuk mengkonfirmasi Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas, belum membuahkan hasil. *
*YAHYA