Sepakat ! Warga Puspasari “Gotong Royong” Iuran untuk Pembangunan GDI Puspahiang

0
733
Musyawarah Masyarakat Desa Puspasari terkait iuran pembangunan Gedung GDI

Mandalapos.co.id, Tasikmalaya- Panitia Pembangunan Gedung Dakwah Islam (GDI) Kecamatan Puspahiang, Desa Puspasari, kembali melangsungkan musyawarah membahas terkait iuran swadaya masyarakat untuk pembangunan gedung tersebut, Sabtu 31 Juli 2021.

Sebagaimana diketahui, dalam musyawarah sebelumnya disepakati agar iuran warga desa untuk pembangunan GDI Kecamatan Puspahiang sebesar Rp 100 ribu per-KK.

Namun, hal ini disoroti oleh tokoh masyarakat setempat, mengingat banyak warga yang kurang mampu di Kecamatan Puspahiang, khususnya Desa Puspasari. Terlebih dalam situasi pandemi, juga banyak warga yang terdampak perekonomiannya.

Ditemui mandalapos usai kegiatan itu, Tokoh Masyarakat Desa Puspasari, Ahmad Syukur, mengatakan para tokoh masyarakat terpanggil untuk meluruskan masalah terkait sumbangan warga khususnya di Desa Puspasari.

“Kebijakan itu kami protes sehingga kebijakannya diubah, dimana biaya iuran untuk pembangunan GDI kami tak pukul rata, tetapi diusulkan untuk diklasifikasikan, nanti tetap semuanya include untuk pembangunan GDI,” ujar Ahmad.

Adapun maksud diklasifikasikan, yakni pembagian tingkatan sumbangan antara warga yang dikategorikan mampu, dan warga yang kurang mampu. Ibarat sistem gotong royong, warga yang kurang mampu dipersilahkan menyumbang sesuai kemampuannya. Sedangkan warga yang mampu, bisa menyumbangkan lebih rezekinya.

“Ini disosialisasikan keseluruh masyrakat dan RT. Mudah-mudahan dengan dorongan dan motivasi semua pihak dan meminta kepada Allah, pembangunan GDI untuk Syi’ar Islam ini bisa terlaksana sehingga meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat,” ucap Ahmad.

Sementara itu Kepala Desa Puspasari, Cutisna, kegiatan musyawarah antara panitia pembangunan GDI dengan tokoh masyarakat untuk  memperjelas informasi ke masyarakat.

“Hasil masukan dari tokoh masyarakat, kami menyimpulkan perlu intropeksi pembagian iuran  yang semula Rp 100 ribu per KK, kini hasil musyawarah dan masukan, jadinya dibagi-bagi berdasarkan kelasnya. Yang tidak mampu tidak dipaksakan, nanti dibantu dengan yang mampu,” terang Custisna.

“Mudah mudahan juga harapan kami ada bantuan dari pemerintah kabupaten untuk pembangunan gedung GDI ini,” harapnya.

***YAHYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini