mandalapos.co.id, Jakarta- Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan pemerintah siap memasuki skenario terburuk. Luhut memperkirakan kasus harian kemungkinan akan terus naik hingga angka 60 ribu per hari.
Pernyataan Luhut selaras dengan kasus baru harian virus corona di Indonesia , yang kini menempati posisi tertinggi di dunia, jauh di atas Brasil, India, Rusia, Iran, dan Amerika Serikat (AS), yaitu di atas 50 ribu kasus baru per hari.
Untuk melayani kebutuhan pasien, dibutuhkan penambahan tempat tidur yang diperoleh melalui konversi di rumah sakit, penetapan status rumah sakit khusus Covid-19 hingga pembukaan rumah sakit lapangan. Sebagai konsekuensinya, tentu akan dibutuhkan penambahan tenaga kesehatan.
“Tenaga kesehatan semua dipenuhi oleh mahasiswa dokter dan perawat. Kami mobilisasi perawat itu ada 20 ribu lebih, yang segera di-deploy (ditempatkan-red), dan mereka di-training (dilatih-red) dulu, beberapa hari kemudian dimasukkan dan diperkerjakan,” ujar Luhut dalam keterangannya Kamis, 15 Juli 2021.
Proses administrasi untuk mobilisasi perawat itu, menurut Luhut, sudah disiapkan, termasuk asrama bagi mereka. Selain perawat, pemerintah juga akan menambah jumlah dokter.
“Ada 2.000 dokter yang baru lulus, dan itu kita training, dan kita punya lulusan dokter lebih dari 2.000 dan itu segera akan kita mobilisasi,” tambah Luhut.
Sementera itu,Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito juga menyinggung rencana ini dalam keterangan pers harian pada Kamis, 15 Juli 2021, sore. Target konversi tempat tidur di rumah sakit mencapai 40%, khusus untuk layanan COVID. Selain itu, rumah sakit darurat atau rumah sakit lapangan khusus Covid-19 juga akan dibuka.
Penambahan tempat isolasi terpusat, menurut Wiku, juga menjadi fokus utama untuk menurunkan bebas rumah sakit. Jika dalam beberapa hari ke depan, terjadi lonjakan kasus hingga 30%, maka setidaknya untuk layanan pasien akan dibutuhkan tambahan 9 ribu tempat tidur isolasi dan 6 ribu ICU.
“Penambahan tenaga kesehatan juga menjadi fokus perbaikan penanganan yang dilakukan pemerintah. Kebutuhan ini akan diisi dengan mahasiswa tingkat akhir dan perawat yang belum melewati uji kompetensi, untuk membantu penanganan Covid-19 dengan supervisi dari perawat senior,” ujar Wiku.
***editor : Alfian