mandalapos.co.id, Indramayu – Tampil untuk pertama kalinya di malam puncak peringatan Hari Jadi ke-494 Kabupaten Indramayu, Film “Ngarot” besutan Sutradara Dedy Reang langsung menyihir publik.
Hal ini dapat dilihat sejak pertama kali film tersebut diputar di Pendopo Indramayu, Kamis (7/10/21) beberapa waktu yang lalu melalui akun Facebook (FB) Diskominfo Indramayu. Sejak diputar perdana pada minggu lalu, hingga Jumat (15/10/21) film ini telah ditonton 8,700 tayangan.
Bupati Indramayu Nina Agustina Da’i Bachtiar yang juga menjadi bintang tamu dalam film tersebut mengatakan, Film Ngarot yang disutradarai Dedy Reang mengisahkan tentang kesucian, kesakralan, juga pengorbanan orang tua dalam membahagiakan anaknya.
“Alhamdulillah, meskipun pembuatan film ini sangat singkat, namun hasilnya sangat membanggakan. Disutradarai oleh Dedy Reang yang merupakan sineas hebat yang asli berasal dari Indramayu,” kata Nina Agustina, mengutip Diskominfo Indramayu, Senin (18/10/21).
Menurut orang nomor satu Indramayu itu, Film Ngarot sarat akan makna. Menitikberatkan isu gender, khususnya kaum perempuan di Indramayu yang harus berjiwa kuat, maju dan benar-benar menjadi pribadi yang Bermartabat.
“Kalau saya nyambung sekali dengan arti Bermartabat. Martabat itu kembali lagi ke harkat derajat. Inilah perempuan Indramayu yang harusnya seperti Ngarot. Punya harkat, derajat, martabat dan harga diri. Apalagi prosesi adat Ngarot kan sangat sakral dan spiritual,” jelasnya.
Bupati Nina menjelaskan, konsep Film Ngarot bermula dari dirinya yang ingin mengangkat budaya kearifan lokal Indramayu agar lebih dikenal lagi oleh banyak orang. Salah satunya Adat Ngarot yang berasal dari Desa Lelea Indramayu.
“Pertama konsep Film Ngarot dari saya. Saya mengobrol dengan teman-teman, adat Ngarot dari Desa Lelea ini harus diangkat ya karena tentang budayanya, kearifan lokalnya dan tentang derajat wanitanya karena selama ini selalu perempuan Indramayu dianggap negatif. Tetapi setelah melihat adat Ngarot, ternyata perempuan Indramayu itu hebat-hebat, menjaga penuh martabat dan kehormatannya,” jelasnya.
Orang nomor satu Indramayu mengajak, seluruh masyarakat untuk bisa menjaga dan melestarikan budaya kearifan lokal asli Indramayu dan berperan untuk mengangkat potensi daerah menjadi sebuah karya film.
“Kalau bukan kita siapa lagi. Kita harus bangga jadi orang Indramayu. Jadi saya minta kepada semuanya ayo kita sama-sama ikut berperan dalam film-film yang mengangkat Indramayu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Indramayu H. Syaefudin yang juga ikut melihat film tersebut mengungkapkan, sejumlah peran di Film Ngarot sangat luar biasa. Film ini mampu menghipnotis penonton, sehingga perlu dikembangkan kreasi anak muda Indramayu tersebut.
“Setelah menyaksikan Film Ngarot dari cerita mengena ya. Pertama saya menangkap dari aktor perempuan yang digambarkan oleh perempuan tua itu. Sangat bagus perannya. Ini saya enggak menyangka suatu kreativitas anak muda Indramayu yang memang harus dikembangkan,” ungkapnya.
Syaefudin mengaku sangat terkesan dengan film tersebut. Menurutnya kesan yang bisa diambil dari Film Ngarot adalah bahwa Ngarot gerbang kehormatan wanita.
“Kesan yang bisa diambil tentunya banyak. Pertama harkat derajat perempuan Indramayu di sini barangkali ada yakni gerbang kehormatan, bahwasanya tadi memegang bunga yang layu menandakan sudah tidak perawan, ini gerbang kehormatan. Film ini sungguh luar biasa,” paparnya.
Hal sama dikatakan, Komandan Distrik Militer (Dandim) 0616 Indramayu Letkol Inf. Teguh Wibowo. Menurutnya, jangan sampai tanda kehormatan perempuan di Indramayu hilang dan harus dijaga menjadi sosok yang martabat.
“Kesan saya pribadi sangat luar biasa karena kondisi real di lapangkan dan jangan sampai terjadi yang negatif untuk perempuan di Indramayu,” ujarnya. ***Resman.S