mandalapos.co.id, Natuna- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Natuna mencatat volume sampah pada momen Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah di Kota Ranai mengalami kenaikan.
“Kemarin mencapai 18 ton yang hari-hari biasanya 15 ton perharinya,” kata Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas DLH Natuna, Afriyudi saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Kamis, 20 April 2021.
Ia mengatakan, bahwa sampah di seluruh Natuna perhari mencapai 40 ton. Dimana angka ini mengalami peningkatan pada tahun sebelumnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan sampah tersebut, DLH akan mengkaji ulang jumlah penduduk di Kota Ranai. “Biasanya warga perorang membuang sampah 0,05. Ini kajian yang lama,” ungkapnya.
Selain itu, DLH juga akan meningkatkan sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah. Pasalnya Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Natuna yang terletak di Sebayar juga sudah mulai melebihi kapasitas atau overloud.
“TPA kita masih menggunakan proses Controlled Landfill,” kata Afriyudi.
Metode Sanitary Landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah.
Dengan melakukan penutupan cover soil di sel sel sampah yang sudah non aktif akan berimbas positif terhadap kondisi lingkungan. Penutupan tersebut nantinya akan mampu mengurangi bau, serta lalat yang banyak di lokasi TPA. Hal itu juga akan mempercepat proses pembusukan.
Afriyudi menyatakan, kedepannya DLH akan membangun tempat bak sampah baru dikarenakan TPA di Sebayar yang sudah mulai sudah melebihi kapasitas atau overloud.
Dikatakan dia, pengelolaan sampah di TPA masih tercampur antara sampah plastik, organik, dan non organik. Ia berharap, bak sampah yang baru sudah terpadu. “Bisa memisahkan sampah yang tercampur,” tuturnya.
Sementara itu, Plh Bupati Natuna Hendra Kusuma, memastikan akan terus berupaya mencari solusi agar pengelolaan sampah di Natuna berjalan dengan baik. Sambil menunggu pembangunan bak sampah baru dan solusi untuk jangka panjang, Hendra meminta pengelolaan sampah sejak dari lingkungan RT dan RW bisa dipisahkan antara organik dan non organik.
Hal itu menurut Hendra, akan memudahkan petugas memusnahkan sampah.
“ Karena kan kalau sampah non organik ini susah diurai seperti kantong plastik, jadi penanganannya harus beda. Kalau dikubur saja sampah plastik sampai ratusan tahun ga hilang,” sebut Hendra.
Hendra Kusuma juga menghimbau, agar masyarakat Natuna mengurangi penggunaan plastik dan tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke laut dan sungai. (Adv)
***red