Mandalapos.co.id, Anambas – Jalan Hang Tuah Kelurahan Tarempa mendadak riuh oleh ratusan orang pengantar pengantin asal Sumatera Barat (Sumbar), yang melangsungkan pesta pernikahan di Gedung Pertemuan Masyarakat Siantan (BPMS), Kelurahan Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kamis (20/6).
Adapun pasangan pengantin yang melangsungkan pernikahan dengan adat Sumatera Barat ini adalah Dokter Jajang dan Dokter Nia.
Terlihat rombongan pengantar turut membawa pernak pernik dan seserahan pernikahan, tak ketinggalan pemain alat music tradisional seperti gendang bernama Tambua, yang menabuhkan alat musik tersebut sepanjang arak-arakan pengantin hingga ke lokasi acara.
Begitu pula dengan pasangan pengantin yang juga terlihat mewah dan anggun, menggunakan pakaian adat dan riasan khas dari Sumatera Barat.
Sontak adat pernikahan dengan tradisi Sumatera Barat ini mengundang decak kagum warga Tarempa. Tak jarang warga yang ikut mengabadikan momen langka itu dengan merekam menggunakan handphonenya.
Salah satu peserta rombongan, Akmal Nurzaman, menerangkan bahwa prosesi pernikahan adat ini disebut Arak Bako, Arak berarti bawa dan bako berarti keluarga dari pihak ayah, keluarga garis keturunan ibu dari pihak ayah. Jadi, Arak Bako merupakan sebuah tradisi pernikahan di Minangkabau yang berupa arak-arakan dengan berjalan kaki bersama-sama , biasanya dari rumah bako menuju rumah anak daro. Anak daro merupakan mempelai perempuan.
Akmal yang juga Pembina Kesenian Tambua di Ikatan Keluarga Sumatera Barat (IKSB) Kepulauan Anambas itu pun menjelaskan, rombongan pengarak pengantin yang terdiri dari pemain tambua ini, akan terus menabuh gendang tambua hingga kedua mempelai duduk di atas pelaminan.
“Maknanya, dengan semangat kita mengantar mempelai ini supaya dia duduk tak mau pisah selamanya (langgeng) sambil gendang tambua dipukul dengan keras mempelai ini dikelilingi pemain, supaya orang liat ini pasangan sudah sah menjadi suami istri,” sebutnya.
Tak sampai di situ, sebelum memasuki gedung resepsi pernikahan, pasangan pengantin dan rombongan disambut dengan tradisi silat dan juga berbalas pantun dari kedua belah pihak mempelai.
“Budaya Sumatera Barat ini identik dengan budaya pemagar diri, maka laki – laki itu diwajibkan belajar silat, maka silat ini ditampilkan dalam rangka mewariskan ke generasi muda,” ujarnya.
“Itulah prosesi Arak Bako, kita mendampingi anak cucu kita biar dia semangat dalam kehidupan, dan agar dia tidak merasa sendirian dalam menjalani kehidupan,” pungkasnya.
Terlihat Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah Kepulauan Anambas ikut menghadiri resepsi pernikahan Dokter Jajang dan Dokter Nia. *
*YAHYA