Mandalapos.co.id, Anambas – Pemberitaan tentang pasien RSUD Tarempa yang pulang naik motor paska menjalani operasi caesar, kini menjadi buah bibir di tengah masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas. Sejumlah warga pun merasa miris dengan kejadian tersebut, dan menyayangkan prosedur dari RSUD Tarempa.
Dikutip dari berita batam.inews.id, seorang Ibu berinisial RS (33) yang baru dua hari menjalani operasi caesar untuk melahirkan bayinya di RSUD Tarempa, terpaksa pulang menggunakan sepeda motor, lantaran mendapatkan kendala dalam mendapatkan layanan transportasi pulang.
Menurut pengakuan RS, saat dirinya meminta diantar ambulans ke Pelabuhan Tarempa, bidan memberitahukan kepadanya bahwa ambulans sedang istirahat dan hanya bisa digunakan jika ada surat resmi.
Lantaran takut ketinggalan kapal, RS pun akhirnya memilih pulang bersama kerabatnya menggunakan sepeda motor ke Pelabuhan Tarempa, kemudian melanjutkan perjalanannya menggunakan transportasi laut.
Dikonfirmasi mandalapos, Humas RSUD Tarempa, Januardi, mengatakan telah mengkonfirmasi ulang kepala ruangan kebidanan terkait kabar tersebut.
“Saya konfirm ulang ke kepala ruangan, kebetulan kepala ruangannya lagi libur. Kemudian pasien usai divisit dokter, memang disampaikan prosedur bisa pulang, tapi kan tunggu antrian, ibaratnya tunggu dulu pembuatan surat keterangan kelahiran,” ungkap Januardi, Senin (16/9).
Menurut Januardi, prosedur di rumah sakit sebelum kepulangan pasien adalah menunggu surat-surat dan obat yang diberikan dokter.
“Bahkan surat keterangan kelahiran ibu itu belum diambil,” ujarnya.
Januardi juga mengaku telah menghubungi petugas ambulans RSUD Tarempa. Dia memastikan para petugas ambulans dalam kondisi standby.
Tak hanya itu, Januardi juga menepis adanya kabar bahwa penggunaan mobil ambulans harus menggunakan surat izin resmi.
“Tidak ada, surat untuk ambulans mana ada, itu mungkin miskomunikasi saja, entah salah dengar atau apa,” sebutnya.
Januardi menduga, antara pasien dan bidan RSUD Tarempa terjadi miskomunikasi terkait permasalahan tersebut.
“Saya rasa itu miskomunikasi. Ga mungkin juga dia menyampaikan harus pakai surat atau apa, mungkin dia sampaikan tunggu surat keterangan kelahiran, mungkin seperti itu,” kata Januardi menduga.
Ditanya siapa sosok bidan yang dikatakan oleh pasien tersebut. Januardi mengakui belum mengetahui siapa bidan seperti diciri-cirikan oleh pasien.
“Saya lagi menunggu jawaban kepala ruangannya. Kalau memang dia salah, saya akan konfirmasi ke direktur (sanksinya) jika memang bidan yang disebutkan oleh ibu pasien itu, benar-benar berkata seperti itu,” tegasnya.
“Tapi saya berani mengkonfirmasi di sini, saya rasa ga mungkin, karena bidan itupun kalau bidan baru tak ada di sini, ini bidan lama semua yang kerja, rata-rata di atas 6 bulan. Mungkin dia sampaikan itu tunggu surat keterangan kelahiran, ini mungkin ya, karena ga ada yang namanya penggunaan ambulans pakai surat,” pungkasnya. *
*YAHYA